Dia lahir sebagai seorang manusia.
Bapaknya juga manusia. Ibunya juga.
Lalu dia membesar sebagai manusia yang dibekali dengan akal. Dengan akalnya itu dia berfikir dan hidup sepanjang nafasnya berdenyut. Untuk itu dia harus berkerja, mencari rezki dan memenuhi tuntutan hidupnya. Lama kelamaan dia tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Apabila sampai dia cukup kiraannya, maka dia disergap rasa cinta, ghairah dan kehendak asmara. Lalu dia nyatakan hasratnya untuk bernikah.
Selepas dia bernikah, dia dapati isterinya hamil, setelah 9 bulan 10 hari maka lahir pula zuriatnya. Lama sesudah itu anaknya juga membesar seperti dia dahulu kala, anaknya minta dikahwinkan, kemudian anaknya punya zurita; maknanya dua sudah jadi terlalu dia, dan dia hampir sering sesak nafas - semput semputan.
Lalu satu saat ketika malam yang bening, sesudah dia diserang olah penyakit tuanya, dan dia sudsah merasa sakit yang amat sangat. dia termenung sambil memandang langit.
"Dia lahir dari titisan mani, keluar dari faraj wanita, kemudian membesar, makan, tidur, kemudian menggauli pasangannya, peroleh anak, kemudian tua dan mati akhirnya".
Kemana aku mau pergi sesudah mati?
Apa aku sengaja terwujuddan tidak punya tugas kepada dunia ini?
Siapa yang menciptakan aku?
Apakah aku kebih mulia ciptaannya dari babi dan anjing?
Lalu dia terus berfikir, sementara nafasnya tinggal sedikit-sedikit sebelum lenyap.
Tuesday, May 13, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment