Tuesday, May 13, 2008

Manusia Mencari Tuhan

Dia lahir sebagai seorang manusia.
Bapaknya juga manusia. Ibunya juga.

Lalu dia membesar sebagai manusia yang dibekali dengan akal. Dengan akalnya itu dia berfikir dan hidup sepanjang nafasnya berdenyut. Untuk itu dia harus berkerja, mencari rezki dan memenuhi tuntutan hidupnya. Lama kelamaan dia tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Apabila sampai dia cukup kiraannya, maka dia disergap rasa cinta, ghairah dan kehendak asmara. Lalu dia nyatakan hasratnya untuk bernikah.

Selepas dia bernikah, dia dapati isterinya hamil, setelah 9 bulan 10 hari maka lahir pula zuriatnya. Lama sesudah itu anaknya juga membesar seperti dia dahulu kala, anaknya minta dikahwinkan, kemudian anaknya punya zurita; maknanya dua sudah jadi terlalu dia, dan dia hampir sering sesak nafas - semput semputan.

Lalu satu saat ketika malam yang bening, sesudah dia diserang olah penyakit tuanya, dan dia sudsah merasa sakit yang amat sangat. dia termenung sambil memandang langit.

"Dia lahir dari titisan mani, keluar dari faraj wanita, kemudian membesar, makan, tidur, kemudian menggauli pasangannya, peroleh anak, kemudian tua dan mati akhirnya".

Kemana aku mau pergi sesudah mati?
Apa aku sengaja terwujuddan tidak punya tugas kepada dunia ini?
Siapa yang menciptakan aku?
Apakah aku kebih mulia ciptaannya dari babi dan anjing?

Lalu dia terus berfikir, sementara nafasnya tinggal sedikit-sedikit sebelum lenyap.

Monday, May 12, 2008

Tayyib-nya Seorang Rasul Tapi Tidak Tayyib Seorang Pengikut Rasul?

Sepanjang minggu tadi saya menumpukan perhatian khusus kepada MIHAS - pamerah barangan Halal sedunia yang dimana saya hanyalah menjual "Handmade Chocolate". Mungkin kalau Abu Syafiq si Ahbashi tahu saya menjual coklat, pasti dia akan menempik "Apakah kau menjual barangan kafir?" sepertimana dia telah menempelak akhi Nawawi yang mengatakan dia menjula buah strawberi dari tanah Tinggi Cameroon.

Tapi Allah Yang Maha Besar itu tak memberi hidayah lagi kepada Ayahnya Syafiq. Marilah kita berdoa agar hijab haq itu terpancar kewajahnya dan dia tobat dari kesesatan Ahbash dan kembali ke jalan Salaf.

Yang menariknya ialah di sana saya terjumpa sebuah prosuder seperti ISO, yang prosuder ini dikeluarkan oleh sebuah badan / syarikat Muslim.

"Kalau selama ini kita hanya mendapat pengiktirafan Barat seperti ISO, yang semuanya itu dinilai dengan pandangan barat, maka sedah sampai masanya kita pula memperkenalkan standar Halalan Toyyiba yang mengikut Syara'".

Maka prosuder ini dinamakn sebagi IMP - Islamic Manufacturing Procedure, yang ia adalah memenuhi piawai syara' dan menjurus kebersihan yang tinggi. Kalau kita terjemahkannya dalam bahasa ibunda, maka menjadilah ia Prosuder Pengilangan Islami.

Antara prosuder pengilangan itu adalah memulakan bacaan Basmalah [bismilah] sebelum memulakan perkerjaan, pekerja harus menutup aurat, mengambil wudhu', kemudian menunaikan solat duha, wanita haid ditempatkan di satu kawasan khas dan dilarang memasuki kawasan tertentu, pekerja haruslah muslim lagi mu'min.

Apa beza dengan Halal JAKIM? "Halal JAKIM adalah pengistiharan produk tersebut adalah halal, dan ia berupa logo. IMP adalah persijilan prosuder, seperti ISO dan banyak lagi. Ia dua hal yang beza".

Kenapa IMP?

"Semuanya ini adalah untuk memastikan bahawa produk kita halalan toyyiba. Malah orang yang memakainya atau memakannya akan mengalami perubahan sahsiah, meningkat ketakqwan dan memberikan perubahan yang lebih baik".

Oh begitu, kata saya.

"Kalau orang yang tidak menggunakan kaedah Islami ini, pengguna tak mendapat apa-apa, selain kenyang. Malah kalau silap baca, mungkin boleh gila dan mendapat jiwa kacau".

Sekarang ini siapa yang mengiktiraf IMP?

"Saya sudah membentangkannya di banyak negara, malah sekarang ini juga banyak negar luar telah menjemput saya memberikan taklimat".

Inilah kegelisahn pengilang kita, dan kegelisahan penggunaka muslim kita. Mereka inginkan seperti Barat. Kalau Nasrani ada nyanyi-nyanyi dalam gereka, maka kita juga mau nyanyi-nyanyi - nasyid islami. Kalu Nasrani mau sambut happy Birthday Yasus, maka kita pun mau sambut Happy Birthday Mohammed. Dan terbaru ketika Barat mengeluarkan Piawai Kebersihan pengilangan, maka kita juga mau begitu, dengan harapan piawai kita itu cocok dengan syariah!

Tetapi malangnya syariah tak mengenal piawai kita. Seperti kata orang PAS kepad Dato Nakhai yang menggabungkan diri dengan UMNO, "Dia lebih UMNO dari orang UMNO. Maka begitulah IMP, ia lebih Islam dari Islam sebenar!

Kalaulah piawai tertinggi Islam itu diukur dengan piawai Rasul yang membawa Islam ini, maka IMP nampaknya telah menuduh bahawa Rasul memakan barangan yang halal tapi tidak tayyiba.

Bagaiman pandangan sang ustaz dan muridnya yang telah mengatakan bahawa saya punya tanduk tinggi ketika mempersoalakan kewajaran IMP, ketika Rasul menjamah daging pemberian seorang wanita Yahudi, yang dengan daging itulah rasul diracun?

1) Apa hukumnya seorang kafir [bukan muslim yang mu'min] memasak daging itu?

2) Apa bersihkan seorang wanita Yahudi itu memasak untuk seorang Rasul?

3) Apakah Rasul melihat dahulu Yahudi itu memasaknya ketika suci atau haid? Malah kalau begitu, ketika ibu atau isteri kita sedang haid, kita tidak harus memakan masakannya, takut-takut tidak bersih - tayyib!

4) Apakah Yahudi itu menutup aurat ketika memasak daging tersebut? Dan kalau isteri kita yang suci mau masak di rumah, harus kita suruh dia memaki kerudung!

5) Apakah Yahudi itu solat duha sebelum memasak daging beracun itu?

Saya tidak tahu apakah Ustaz tersebut akan menjawab seluruh soalan ini. Yang pasti dia hanya bilang sama saya: "Kalau awak mau ambil pengiktirafan saya, awak harus bersedia untuk mengambil syarat-syarat saya, kalau tidak, cukuplah Halal JAKIM".

Bagi muslim yang mengikuti Rasul, cukuplah Rasul dan sunnah sebagi panduan piawai. Allah dan Rasul tak pernah melihat wanita haid sebagai larangan memasak, malah wanita itu diangkat darjatnya dan islam menghapus diskriminasi kepada wanita. Kemudiannya Allah dan Rasul itu membenarkan manusia muslim untuk memakan sembelihan ahli kitab. Lantas Allah dan Rasul itu menyuruh mengutip makanan yang jatuh, dengan membuang bahagian yang terkena kotoran. Begitu juga meminum air yang terjatuh lalat didalamnya, dengan meneggelamkan lalat tersebut dahulu lalu diangkat dan meneguk air tersebut.

Maka, IMP dan manusia yang inginkan Halalan Tayyiba, harus berwaspada; janganlah kalian melebihi Allah dan Rasulnya.

Mungkin ustaz dan murid-muridnya yang menganggap saya punya tanduk setan adalah manusia sufi? Mungkin benar!

Friday, May 02, 2008

Celaru Antara Saduran Dan Tulen

Kawan; Yang tulen itu selalunya berharga. Tapi banyak manusia tak dapat menilai yang tulen itu. Sebab itulah ada yang suka pakai gelang cap Zuulian - emas celup. Kalau dirampok dan ragut, tak kisah sebabnya gelang itu bukannya asli - tipuan dengan saduran bergemerlapan.

Kerana itu orang tua melayu selalu bilang: "Hanya jauhari mengenal manikam".

Walaupun ada orang suka pakai mas sadur, tetapi dalam mencari madu, tak pulalah mereka mau memakan madu campuran gula. Kerna mereka yang pakai cincin zuulian itu juga mau khasiat madu asli. Malah khabarnya kalau makan madu tipu secara konsisten, nanti dihinggap penyakit - mati cepat dan sengsara dihujung nyawa.

Ini mereka sepakat antara yang pakai barang kemas palsu dan yang tulen. Semua mau sihat dan bahagia dunia akhirat.

Tapi lah kawan, saya tak mengerti dengan para kiayi muslim kita ini. Ketika seruan untuk menganut Islam seperti yang Rasul tunjukkan 1000 tahun silam, maka mereka memusuhi seruan itu dan mencemuhnya.

Apakah logisnya ketika seorang tukang panjat pokok jelutung berpesan kepada seorang kiayi: "Hey pak sorban besar, kalau mau makan madu, ambil lah yang asli, sebab nanti kalau madu campur gula, penyakit bisa hinggap. Pak bisa mati awal tak sempat mengucap". Lalu habis saja bicara tukang panjat pohon jelutung itu, maka Pak Kiayi itu pun mendengus lalu buat warta seluruh kampung: "Bahawasanya tukang panjat pencari madu itu sesat, suka sesatkan orang lain, dan dia ajen yahudi".

Loh, kan ini satu pikiran yang diluar kotak logis dan pemikiran yang wajar.

Seharusnya pak kiayi itu insaf, kerna nanti dia akan dihumban dalam kesengsaran. Kalau pun dia tak berduit nak beli madu asli, maka dia harus menerika kenyatan bahwa madu tambahan gula itu berbahaya, tidak asli, dan keutaman itu ada pada yang tulen, dan dia tak usahlah bermusuhan dengan para seruan untuk memakan benda-benda tulen dan segar.

Tetapi sebab dia malu "sebagai golongan yang hanya mampu memakn madu tambahan, dan golongan yang tak berduit" maka dia membuat makar dengan menggunakan wewenang "agama" habis dicanangkan seluruh kampung akan "kesesatan pemanjat pohon jelutung".

Nampaknya dia adalah kiayi yang bersorbankan nafsu dan jahil bertompok-tompok. Jahil pertama ialah sombong menerima nasihat, jahil kedua ialah dia tidak mahu sihat, ketiganya kerana memusuhi kebenaran dan keempat dia menggiring ummat kepada kebinasan.

Kawan; ketika kaum Salafi mengajak umat untuk berpegang kepada hadith dalam pengibadatan, dan amal hati keyakinan, para kiayi ini memusihinya dan melaabel sebagai kaum sesat, malah ada yang mengkafirkannya.

Saya mau tanya kepada pak kiayi ini sejumlah soalan, yang kiranya pak kiayi ini boleh jawab atau senyap.



1) Apakah aqidah yang kalian amal kan itu sama persisi seperti amal hati Ibn Masud, Ibn Umar, dan Ibn Abbas? Atau sama seperti Khalifah yang 4, atau seperti amal hati Rasul? Atau hanya seperti Imam Asya'ari dan Imam Maturidi?

2) Apakah imam kita bersama; Imam Syafi'e dan muridnya; Ahmad, atau Gurunya; Malik, atau guru kepada gurunya; Nu'man Bin Tsabit menganut aqidah sama seperti aqidah kalian? Atau par imam ini persis seperti aqidahnya Salafy?

3) Antara amal Salafy dan amal kalian, manakah yang mirip dengan amal Rasul Tuhan? Kalian atau Salaf?

4) Apakah kalian bersetuju bahawa amal Salafi itu adalah amal yang tiada tokok tambah, tetapi tidak sesuai dengan zaman ini?

5) Apakah kalian bersetuju bahawa amal kalian itu ada sedikit tambahan bagi menyesuaikan dengan "kebobrokan umat" zaman ini?

6) Apakah kalian bersetuju bahawa amal yang ditambah itu lebih utama berbanding dengan amal yang seperti Rasul lakukan?

7) Apakah kalian bersetuju untuk memusuhi orang yang melakukan amal seperti Nabi dan menyesatkan mereka?

8) Apakah kalian bersetuju menerima bahawa "amal yang tiada penambahan" adalah amal yang semua manusia menerima "keutamannya", sementara "amal yang ditambah" merupakan amal yang masih diperbincangan oleh sebahagian ilmuan?



Kalian boleh berbincang dan meniru jawapan untuk 8 soalan saya. Selamat mencuba dan menjawab. Markah jawapan nanti dihitung di Hari Akhir.