Sepanjang minggu tadi saya menumpukan perhatian khusus kepada MIHAS - pamerah barangan Halal sedunia yang dimana saya hanyalah menjual "Handmade Chocolate". Mungkin kalau Abu Syafiq si Ahbashi tahu saya menjual coklat, pasti dia akan menempik "Apakah kau menjual barangan kafir?" sepertimana dia telah menempelak akhi Nawawi yang mengatakan dia menjula buah strawberi dari tanah Tinggi Cameroon.
Tapi Allah Yang Maha Besar itu tak memberi hidayah lagi kepada Ayahnya Syafiq. Marilah kita berdoa agar hijab haq itu terpancar kewajahnya dan dia tobat dari kesesatan Ahbash dan kembali ke jalan Salaf.
Yang menariknya ialah di sana saya terjumpa sebuah prosuder seperti ISO, yang prosuder ini dikeluarkan oleh sebuah badan / syarikat Muslim.
"Kalau selama ini kita hanya mendapat pengiktirafan Barat seperti ISO, yang semuanya itu dinilai dengan pandangan barat, maka sedah sampai masanya kita pula memperkenalkan standar Halalan Toyyiba yang mengikut Syara'".
Maka prosuder ini dinamakn sebagi IMP - Islamic Manufacturing Procedure, yang ia adalah memenuhi piawai syara' dan menjurus kebersihan yang tinggi. Kalau kita terjemahkannya dalam bahasa ibunda, maka menjadilah ia Prosuder Pengilangan Islami.
Antara prosuder pengilangan itu adalah memulakan bacaan Basmalah [bismilah] sebelum memulakan perkerjaan, pekerja harus menutup aurat, mengambil wudhu', kemudian menunaikan solat duha, wanita haid ditempatkan di satu kawasan khas dan dilarang memasuki kawasan tertentu, pekerja haruslah muslim lagi mu'min.
Apa beza dengan Halal JAKIM? "Halal JAKIM adalah pengistiharan produk tersebut adalah halal, dan ia berupa logo. IMP adalah persijilan prosuder, seperti ISO dan banyak lagi. Ia dua hal yang beza".
Kenapa IMP?
"Semuanya ini adalah untuk memastikan bahawa produk kita halalan toyyiba. Malah orang yang memakainya atau memakannya akan mengalami perubahan sahsiah, meningkat ketakqwan dan memberikan perubahan yang lebih baik".
Oh begitu, kata saya.
"Kalau orang yang tidak menggunakan kaedah Islami ini, pengguna tak mendapat apa-apa, selain kenyang. Malah kalau silap baca, mungkin boleh gila dan mendapat jiwa kacau".
Sekarang ini siapa yang mengiktiraf IMP?
"Saya sudah membentangkannya di banyak negara, malah sekarang ini juga banyak negar luar telah menjemput saya memberikan taklimat".
Inilah kegelisahn pengilang kita, dan kegelisahan penggunaka muslim kita. Mereka inginkan seperti Barat. Kalau Nasrani ada nyanyi-nyanyi dalam gereka, maka kita juga mau nyanyi-nyanyi - nasyid islami. Kalu Nasrani mau sambut happy Birthday Yasus, maka kita pun mau sambut Happy Birthday Mohammed. Dan terbaru ketika Barat mengeluarkan Piawai Kebersihan pengilangan, maka kita juga mau begitu, dengan harapan piawai kita itu cocok dengan syariah!
Tetapi malangnya syariah tak mengenal piawai kita. Seperti kata orang PAS kepad Dato Nakhai yang menggabungkan diri dengan UMNO, "Dia lebih UMNO dari orang UMNO. Maka begitulah IMP, ia lebih Islam dari Islam sebenar!
Kalaulah piawai tertinggi Islam itu diukur dengan piawai Rasul yang membawa Islam ini, maka IMP nampaknya telah menuduh bahawa Rasul memakan barangan yang halal tapi tidak tayyiba.
Bagaiman pandangan sang ustaz dan muridnya yang telah mengatakan bahawa saya punya tanduk tinggi ketika mempersoalakan kewajaran IMP, ketika Rasul menjamah daging pemberian seorang wanita Yahudi, yang dengan daging itulah rasul diracun?
1) Apa hukumnya seorang kafir [bukan muslim yang mu'min] memasak daging itu?
2) Apa bersihkan seorang wanita Yahudi itu memasak untuk seorang Rasul?
3) Apakah Rasul melihat dahulu Yahudi itu memasaknya ketika suci atau haid? Malah kalau begitu, ketika ibu atau isteri kita sedang haid, kita tidak harus memakan masakannya, takut-takut tidak bersih - tayyib!
4) Apakah Yahudi itu menutup aurat ketika memasak daging tersebut? Dan kalau isteri kita yang suci mau masak di rumah, harus kita suruh dia memaki kerudung!
5) Apakah Yahudi itu solat duha sebelum memasak daging beracun itu?
Saya tidak tahu apakah Ustaz tersebut akan menjawab seluruh soalan ini. Yang pasti dia hanya bilang sama saya: "Kalau awak mau ambil pengiktirafan saya, awak harus bersedia untuk mengambil syarat-syarat saya, kalau tidak, cukuplah Halal JAKIM".
Bagi muslim yang mengikuti Rasul, cukuplah Rasul dan sunnah sebagi panduan piawai. Allah dan Rasul tak pernah melihat wanita haid sebagai larangan memasak, malah wanita itu diangkat darjatnya dan islam menghapus diskriminasi kepada wanita. Kemudiannya Allah dan Rasul itu membenarkan manusia muslim untuk memakan sembelihan ahli kitab. Lantas Allah dan Rasul itu menyuruh mengutip makanan yang jatuh, dengan membuang bahagian yang terkena kotoran. Begitu juga meminum air yang terjatuh lalat didalamnya, dengan meneggelamkan lalat tersebut dahulu lalu diangkat dan meneguk air tersebut.
Maka, IMP dan manusia yang inginkan Halalan Tayyiba, harus berwaspada; janganlah kalian melebihi Allah dan Rasulnya.
Mungkin ustaz dan murid-muridnya yang menganggap saya punya tanduk setan adalah manusia sufi? Mungkin benar!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment